Setiap Anak Adam Pasti Bersalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2499)
Tak seorangpun diantara kita sebagai manusia yang tidak pernah lepas dan selamat dari kekurangan. Akan tetapi masing-masing dari kita berbeda-beda tingkat kekurangannya sesuai dengan takdir masing-masing. Namun pada asalnya setiap kita memiliki kekurangan. Didalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya para hamba tidak melakukan dosa niscaya Allah akan menciptakan makhluk lain yang melakukan dosa, kemudian Allah akan mengampuni mereka, dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.” (HR. Al-Hakim-IV/246)
Kesalahan yang dilakukan oleh diri-diri kita akan tertutupi dengan taubat. Taubat yang selalu diawali dengan penyesalan akan dosa yang kemudian melahirkan keinginan kuat untuk tidak mengulanginya lagi, bertekad untuk memperbaiki diri karena kita mengetahui bahwa perbuatan maksiat adalah penghalang antara manusia dengan Rabbnya. Kesadaran ini yang akan mengantarkan kepada kesuksesan dan keselamatan. Perasaan takut (khauf) dan berharap (raja) hanya kepada Allah akan melahirkan dalam diri taubat yang nashuha.
Dzat yang Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang berfirman :
“…Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nuur :31)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya…”(QS, At-Tahriim:8)
Maka marilah kita bersegera melakukan taubat nashuha yang akan mensucikan ruh kita dari segala kotoran-kotorannya dan membersihkan dari karatnya (raan). Karena dosa-dosa adalah karat yang melekat pada hati dan penghalang dari hal-hal yang dicintai oleh syariat. Sehingga taubat adalah kewajiban bagi kita yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan dosa, maka akan terjadi bintik hitam di dalam hatinya. Jika ia bertaubat dan melepaskan dosa tersebut serta beristighfar, maka hatinya akan dibersihkan. Namun, jika ia menambah dosanya, maka bintik hitam tersebut pun akan bertambah sehingga menutupi hatinya. Maka itulah yang dimaksud dengan raan (karat) yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin:14) (HR. At-Tirmidzi no. 3334)
Sekarang tibalah saatnya bagi kita untuk mengganti kejelekan yang telah dikerjakan dengan amal kebaikan. Semoga Allah menjadikan kita termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang bertaubat dengan taubatan nashuha dan memberikan kepada kita surga dan tambahannya (memandang Wajah Allah ‘Azza Wa Jalla). Aamiin
Referensi : Luasnya Ampunan Allah oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali hafizhahullaah
Jakarta, 22 Rajab 1432H, 24 Juni 2011
sharing is caring..muhasabah diri
|
'JANGAN TERLALU CEPAT MEMBUANG HAL-HAL YANG PEDAS, CUBALAH SEDIKIT MENAHAN RASA TERSEBUT, BARANGKALI DI BALIK ITU ADA KENIKMATAN YANG TERSEMBUNYI'
Ahad, 16 Mac 2014
Cara menghilangkan bekas tapak syaitan dalam hati manusia
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
MEH! CUTI MATA DI BULAN RAMADHAN 2022
https://www.saudagaremas.com/site/2402/charm-sepatu
-
Adapun para wanita dunia…apakah mereka jika masuk surga akan mendapatkan bidadara sebagaimana para lelaki surga mendapatkan para bidadari...
-
Diantara barang-barang peninggalan dari bilik Rasulullah saw yang dibawa dari Madinah Munawwarah ke Turki ialah kotak Fatimah Az-Zahra’ yang...
-
A Sheikh Abdel Majid al-Zindani, merupakan pengarah projek Scientific Miracles in the Quran and Hadith, Universiti King A bdul Aziz Je...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan