Rabu, 13 September 2017

CINTA ADAM DAN HAWA

Surga yang Serba Nikmat
Hasil carian imej untuk gambar nabi adam dan hawaSegala kesenangan tersedia di dalamnya. Apa saja yang diinginkan penghuninya,semuanya tersedia tanpa harus bersusah payah dalam berusaha memperolehnya. Sungguh suatu tempat yang amat indah dan damai,menjadi idaman setian insan. Demikianlah menurut riwayat,ketika Allah SWT selesai menciptakan alam semesta dan makhluk-makhluk lainnya,maka diciptakanNya pula Adam AS sebagai manusia pertama. Hamba yang dimuliakan itu ditempatkan oleh Allah SWT di dalam surga(jannah).
Adam AS hidup sebatang kara,tanpa seorang pun teman. Ia berjalan ke kiri dank e kanan,melihat ke langit yang tinggi, ke bumi yang terhampar jauh di seberang, tiada satupun yang dilihatnya dari makhluk sejenisnya kecuali burung-burung yang beterbangan ke sana kemari,berkejaran di angkasa,bernyanyi riang,bersiul-siul memamerkan kemesraan.
Adam AS terpikat melihatnya,merindukan keadaan sebagaimana yang dialami burung-burung ini. Meski demikian,siapa gerangan kawan yang hendak diajak bercengkerama? Ia merasa kesepian dalam kurun waktu yang lama. Ia tinggal di Surga bagai orang yang kebingungan, tiada pasangan yang dapat diajak bercengkerama sebagaimana burung-burung yang disaksikannya.
Tiada pekerjaan sehari-hari kecuali bersantai-santai,berangin-angin di dalam taman surga yang indah permai, yang ditumbuhi oleh beragam bunga semerbak mewangi,yang di bawahnya mengalir anak-anak sungai bercabang-cabang yang desir airnya mengetuk dawai-dawai kerinduan.
Kesepian
Apa saja yang ada di dalam surga semuaya nikmat. Akan tetapi apalah Arti segalanya kalau hati selalu gelisah dalam kesepian seorang diri? Itulah satu-satunya kekurangan yang dirasakan Adam AS di dalam surga. Ia memerlukan sesuatu,yaitu kawan sesama manusia yang akan mendampinginya dalam kesenangan yang tak terhingga itu. Kadangkala ketika kerinduan menyapa jiwa, ia pun keluar, ke bawah pohon-pohon rindang menghibur diri,mendengarkan burung-burung bernyanyi bersahutan. Namun aduhai kasihan, bukannya hati menjadi tenteram,malah kian tertikam. Kalau angin bertiup sepoi-sepoi dimana dedaunan bergerak lemah gemulai dan mendesirkan suara sayup-sayup,maka terkesan di hatinya keharuan yang begitu mendalam,dirasakannya sebagai derita batin yang mendalam dibalik nikmatnya anugerah yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Meski demikian, agaknya Adam AS terlalu malu untuk mengadukan keadaannya kepada Allah SWT. Meski Adam AS malu untuk mengadu, Allah SWT sendiri MahaTahu serta MahaMelihat apa yang tersembunyi dalam qalbu hambanNya. Oleh karena itu Allah SWT berkehendak mengusir rasa kesepian Adam.
Hawa Diciptakan
                Ketika Adam AS sudah berada di puncak kerinduan dan keinginan untuk mendapatkan teman,sementara ia tengah duduk termangu di atas permadani serba mewah,tiba-tiba rasa kantuk pun datang menghampirinya dan langsung membawanya larut ke alam tidur. Adam AS tertidur nyenyak,tak menyadari segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Di saat-saat yang demikian itulah Allah SWT menyampaikan wahyu kepada malaikat Jibril AS untuk mencabut tulang rusuk Adam AS dari lambung sebelah kiri.
Bagai orang yang sedang terbius,Adam AS tak merasakan apa-apa ketika tulang rusuknya dicabut oleh malaikat Jibril AS dan oleh kodrat kuasa Ilahi yang ketika menghendaki terjadinya sesuatu cukup berkata Kun (Jadilah!), maka terciptalah Hawa dari tulang rusuk Adam AS, sebagai insan kedua penghuni surge dan pelengkap karunia yang dianugerahkan kepada Adam AS yang mendamba seorang pendamping tempat ia bias bersenda gurau,bercengkerama dan bermesraan.
Pertemuan Adam dan Hawa
Hasil carian imej untuk adam dan hawaHawa duduk bersandar pada bantal lembut di atas tempat duduk megah yang bertahtakan emas dan permata bermutu manikam, sambil terpesona memperhatikan wajah indah seorang lelaki yang terbaring tak jauh di hadapannya. Butir-butir pikiran yang menggelombang di dalam sanubari Hawa seolah merupakan arus elektrik yang datang mengetuk qalbu Adam AS yang langsung menerimanya sebagai mimpi yang berkesan dalam gambaran jiwanya seketika itu juga.
Adam terjaga…! Alangkah terkejutnya ketika dilihat dihadapannya telah ada sesama manusia seperti dirinya,hanya berjarak beberapa langkah. Seolah tak percaya pada penglihatannya, ia masih terbaring mengusap matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang telah dilihatnnya. Hawa yang diciptakan lengkap dengan perasaan malu,segera memutar tubuhnya,seraya mengirimkan senyum manis bercampur manja diiringi pandangan melirik dari sudut mata yang memberikan sinar harapan bagi hati yang menatapnya.
Memang Hawa diciptakan dengan bentuk dan rupa yang sempurna. Dihiasi dengan kecantikan,kemanisan,keindahan,kejelitaan,kehalusan,kelembutan,kasih sayang,kesucian,keibuan dan segala sifat kepribadian yang terpuji,disamping bentuk tubuhnya mempesona serta memikat hati setiap yang memandangnya. Ia adalah wanita tecantik yang menghiasi surga, yang kecantikannya itu akan diwariskan secara turun temurun di kemudian hari, dan darinyalah ada kecantikan yang diwariskan kepada wanita-wanita yang datang di belakangnya.
Adam AS pun tak kurang gagah dan tampan. Tak didapati cacat pada dirinya, karena ia adalah satu-satunya mahkluk manusia yang diciptakan oleh Allah SWT secara langsung tanpa perantara. Semua keindahan yang diperuntukkan bagi lelaki terhimpun padanya. Keindahan itu pula lah yang diwariskan turun temurun kepada para lelaki di belakangnya sebagai anugerah Allah SWT kepada mahklukNya yang bergelar manusia. Bahkan diriwayatkan bahwa kelak semua penduduk surga akan dibangkitkan dengan pantulan cahaya rupa Adam AS.
Adam AS bangkit dari pembaringan,memperbaiki duduknya. Ia membuka mata ,memperhatikan dengan pandangan tajam, Ia sadar bahwa orang asing di hadapannya itu bukanlah bayangan selintas pandang,namun benar-benar kenyataan wujud insani yang memiliki bentuk fisik seperti dirinya. Ia yakin tak salah pandang, ia tahu itu adalah manusia seperti dirinya, yang hanya berbeda jenis kelaminnya saja. Ia serta merta dapat membuat kesimpulan bahwa makhluk yang ada di depannya adalah perempuan, ia sadar bahwa itulah jenis makhluk yang dirindukannya. Hatinya gembira,bersyukur ,bertahmid memuji Dzat Maha Pencipta.
Adam Jatuh Hati
Adam AS terpikat pada rupa Hawa yang jelita yang bagaikan kejelitaan seluruh putri singgah di atas langit atau bidadari-bidadari di dalam surga. Tuhan menanamkan asmara murni dan hasrat manusiawi di hati Adam AS serta menjadikannya orang yang paling asik dilamun cinta,yang tiada duanya dalam sejarah, yaitu kisah cinta dua insan di dalam surga. Adam AS ditakdirkan jatuh cinta kepada gadis yang paling cantik dari semua yang cantik,yang paling jelita dari semua yang jelita, dan yang paling harum dari semua yang harum.
Adam AS dibisiki oleh hatinya agar merayu Hawa. Ia berseru : “Duhai jelita, siapakah gerangan kekasih ini? Darimanakah datangmu,dan untuk siapakah engkau berada disini?” Suaranya sopan,lembut,dan penuh kasih sayang.
“Aku Hawa. Aku dari Sang Pencipta!…Aku…aku….,tercipta untukmu!” sambutnya dengan keramahan.
Tiada suara seindah dan semerdu ini walau berbagai suara merdu dan indah terdengar setiap saat di surga. Aakn tetapi suara Hawa…Tak pernah didengarnya suara sebegitu indah keluar dari bibir mungil si jelita. Suaranya membangkitkan kerinduan,gerakan tubuhnya menimbulkan semangat.
Kata-kata yang paling segar didengar Adam AS ialah saat Hawa mengucapkan terputus-putus “Aku…aku..,tercipta untukmu!”. Kata-kata itu begitu nikmat,menambah kemesraan Adam kepada Hawa. Adam AS sadar bahwa nikmat itu datang dari Tuhan dan cinta pun datang dariNya. Ia tahu bahwa Allah SWT Maha Indah,cinta pada keindahan. Jadi,cinta pada keindahan berarti cinta pula pada Tuhan. Cinta bukanlah dosa tetapi sebuah pengabdian,dengan mengenali cinta,ma’rifah kepada Tuhan semakin mendalam. Cinta kepada Hawa berarti cinta kepada Sang Pencipta. Dengan keyakinan demikian Adam AS menjemput Hawa dengan berkata :”Kekasihku, kemarilah!” Suaranya halus, penuh kemesraan.
“Aku malu!” balas Hawa seolah menolak. Tangan maupun kepalanya memberi isyarat menolak seraya memandang Adam dengan penuh kekaguman. “Kalau engkau yang menginginkan aku,engkaulah yang ke sini!” Suaranya yang bagai melodi seolah memberi harapan. Adam tak ragu-ragu, ia mengayun langkah gagah menuju Hawa. Sejak saat itulah menjadi adat bahwa wanita itu didatangi,bukan mendatangi.
Hawa bangkit dari tempat duduknya,menjauh beberapa langkah. Ia sadar bahwa walau dirinya diperintukkan bagi Adam AS,namun harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Dalam sanubarinya,ia tak dapat menyangkal bahwa ia pun terpesona dan terpikat pada wajah Adam AS yang begitu tampan. Adam As tak putus asa,ia tahu itu bukan dosa,ia tahu membaca isi hati, ia tahu bukannya Hawa menolak tapi menghindarinya itu memang suatu perbuatan yang wajar dari sikap malu seorang gadis yang berbudi.Ia tahu bahwa dibalik “malu” terselip “mau”. Karenanya ia yakin pada dirinya bahwa Hawa diperuntukkan baginya. Naluri insaninya bergelora.
“Hai Adam…tahanlah dirimu. Pergaulanmu dengan Hawa tak halal kecuali dengan mahar dan menikah!”. Adam AS tertegun, berbalik ketempatnya dengan taat. Hawa pun mendengar teguran itu dan hatinya menjadi tenteram. Kedua insan surga itu sama-sama terdiam seolah menunggu perintah.
Pernihakan Adam dan Hawa
                Allah SWT Yang Maha Pengasih, untuk menyempurnakan nikmatNya lahir dan batin kepada kedua hambaNya yang saling mengharapkan itu,segera memerintahkan gadis-gadis bidadari surga untuk menghias dan menghibur mempelai perempuan itu serta membawakan kepadanya aneka perhiasan surga. Sementara itu diperintahkan pula kepada malaikat langit untuk berkumpul bersama-sama di bawah pohon Thuba, menjadi saksi atas pernikahan Adan dan Hawa.
Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan itu Allah SWT berfirman,” Segala puji adalah kepunyaanKu,segala kebesaran adalah pakaianKu,segala kemegahan adalah hiasanKu dan segala makhluk adalah hambaKu dan di bawah kekuasaanKu. Menjadi saksilah kalian wahai para malaikat dan para penghuni langit serta surga bahwa Aku menikahkan Hawa dengan Adam, kedua makhlukKu dengan mahar,dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepadaKu!”
Para Malaikat dan Bidadari Berdatangan
                Setelah akad nikah selesai,para malaikat dan bidadari berdatangan menaburkan mutiara-mutiara yaqut dan intan permata berkilau kepada kedua mempelai agung tersebut. Setelah upacara akad, Adam AS diantar untuk menemui istrinya di Istana megah yang akan mereka diami. Hawa menuntut haknya, hak yang diisyaratkan Tuhan sejak semula.
“Mana mahar untukku?” tanyanya. Ia menolak persentuhan sebelum mahar pemberian ditunaikan terlebih dahulu. Adam AS bingung seketika, lalu ia sadar bahwa agar bisa menerima maka harus bersedia memberi. Ia insaf bahwa yang demikian itu harus menjadi kaidah pertama dalam pergaulan hidup. Sekarang ia sudah memiliki kawan. Antara sesama kawan harus ada saling memberi dan menerima. Pemberian pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan ialah mahar. Oleh karenanya Adam AS menyadari bahwa tuntutan Hawa untuk menerima mahar adalah benar.
Mahar Pernikahan Adam
Pergaulan hidup adalah persahabatan. Dan pergaulan antara lelaki dengan wanita akan berubah menjadi pernikahan apabila disertai dengan mahar. Dan kini, apa gerangan bentuk mahar yang harus diberikan? Itulah yang sedang dipikirkan Adam AS. Untuk keluar dari keraguan, Adam AS berseru, “Tuhanku! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah,intankah,perak atau permata?”
“Bukan!” jawab Tuhan.
Adam diam menenteramkan jiwanya. Kemudian ia memohon dengan tekun, “Kalau begitu tunjukanlah hambaMu ini jalan keluarnya!”. Allah SWT berfirman, “Mahar Hawa ialah shalawat sepuluh kali atas NabiKu, Nabi yang akan Ku utus, yang akan membawa pernyataan dari sifat-sifatKu, Muhammad, cincin permata dari para Nabi dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!”.
Adam AS merasa lega. Ia mengucapkan sepuluh kali shalawat atas Nabi Muhammad SAW sebagai mahar bagi istrinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual,karena Nabi Muhammad SAW adalahrahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Hawa mendengarkan dan menerimanya sebagai mahar.
“Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu”, perintah Allah,”dan ia boleh menjadi istrimu!”.
Adam AS pun bersyukur lalu masuk menemui istrinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih.
Allah SWT berfirman kepada mereka :
Hai Adam, diamlah engkau bersama istrimu di dalam surge dan makanlah(serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua inginkan,dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua termasuk golongan orang-orang yang zalim.”(QS. Al-A’raaf : 19).           
                Dengan pernikahan ini Adam AS tidak lagi merasa kesepian di dalam surge. Inilah kisah percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah umat manusia, dan berlangsung di dalam surge yang penuh kenikmatan. Yaitu sebuah pernikahan agung yang dihadiri oleh para bidadari,Jin dan disaksikan oleh para Malaikat. Peristiwa ini terjadi pada hari Jum’at,entah berapa lama keduanya berdiam di surga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu keduanya diperintahkan turun ke Bumi. Turun untuk menyebarluaskan keturunan mereka yang akan menyembah Allah SWT dengan janji bahwa surga tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal shaleh.
Firman Allah SWT
“Kami berfirman,turunlah kamu dari surga itu. Kemudian jika datang petunjukKu kepadamu maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu,niscaya tidak ada kekuatiran atas mereka,dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Al-Baqarah : 38)

MEH! CUTI MATA DI BULAN RAMADHAN 2022

https://www.saudagaremas.com/site/2402/charm-sepatu